HIPMI Badung Soroti Penataan Pesisir, HIPMI Bali Dorong Pengembangan Ekonomi Digital

 06 November 2019   

ist

Badan Pengurus Cabang Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPC HIPMI) Badung menyoroti daerah pesisir di Badung yang tidak ditata alias semrawut seperti contohnya di wilayah Canggu dan terkesan pembangunannya hanya dibiarkan sendiri sedemikian rupa tanpa kehadiran pemerintah.

Hal itu diungkapkan Sekretaris BPC HIPMI Badung, I Kadek Edi Rusnawan saat rapat penyerapan aspirasi Dewan dalam rangka pelaksanaan persiapan penyusunan sosialisasi Raperda inisiatif Dewan terhadap Raperda tentang penguatan program bidang pariwisata di kantor DPRD Badung, Rabu (6/11/2019).

"Epicentrum pusat bisnis di Canggu ada di wilayah pesisir pantai, diharapkan peran pemerintah untuk bisa bertanggung jawab dengan programmnya menata ke lapangan karena kalau dibiarkan kekhawatirannya perkembangan pariwisata tidak tumbuh dari by design, pemerintah tidak merencanakan pembangunan Canggu saat ini," tandasnya.

Lebih lanjut, ia juga mengungkap kenyamanan keamanan pariwisata dan penyalahgunaan visa kunjungan singkat untuk bekerja.

"Seperti contohnya menyewa akomodasi untuk disewakan lagi untuk temannya atau relasinya, sehingga potensi kehilangan pajak sangat banyak dengan aktivitas ilegal ini," ujarnya.

Yang perlu ditindak di sisi lain adalah, lanjutnya, warga asing harus melakukan bisnis sesuai aturan dan tidak mengambil bisnis skala kecil UMKM. Ia menyebut contoh di lapangan banyak ruko kecil dikelola warga asing yang mengakibatkan kesempatan berusaha untuk lokal mengecil. Meski tidak mempengaruhi daya saing masyarakat lokal, namun kata dia, aturan mesti ditertibkan untuk melindungi masyarakat Bali agar menjadi pemain utama dalam wilayah sendiri.

"Mereka harus legal secara aturan, agar pajak daerah bisa dimaksimalkan dan daya saing masyarakat lokal meningkat," cetusnya.

Sementara itu, Ketua Umum HIPMI Bali Dharmaputra mengusulkan untuk adanya pengembangan ekonomi kreatif terutama dalam mendorong ekosistem ekonomi digital. Selain sebagai penunjang pariwisata, ekonomi kreatif terutama yang bergerak dalam ekonomi digital ternyata sudah berkembang di Canggu karena terkenal sebagai tempat digital nomad salah satu yang terbesar yang kedua setelah Barcelona.

"Seluruh orang di dunia datang ke Canggu untuk bekerja seperti Silicon Valley bergerak dalam startup digital. Namun ini tidak mendapat perhatian dan kita hanya sebagai penonton saja," singgungnya.

Untuk itu, ia mendorong adanya Perda dalam pengembangan ekosistem digital yang berasal dari lokal. Nantinya dalam penerapan Perda akan ada program seperti pelatihan, perizinan dan yang paling penting menjembatani antara pelaku, mereka yang mempunyai akses digital dan orang yang membuat sistem.

"Penting ada yang menjembatani hal antara institusi yang membuat dan ada yang membutuhkan karena antara ekosistem yang terlibat diantaranya pemerintah, akademisi praktisi pengguna dan praktisi sistem agar saling support dan tumbuh karena kalau sendiri sendiri tidak bisa berkembang," pungkasnya.

Sumber : Beritabali.com

TAGS :